Entri Populer

Minggu, 27 November 2011

formulasi pestisida


Beberapa jenis formulasi pestisida adalah sebagai berikut :

1. SALT CONCENTRATE (SC)
Dibuat dari bahan aktif turunan (derifatif) garam dengan air. Contohnya 2,4 D adalah bahan aktif herbisida yang sukar larut dalam air, dengan mereaksikan 2,4 D dengan bahan garam dapat dibuat menjadi sangat larut. Bersifat cepat larut dan menyebar merata dalam air, sehingga tidak perlu diaduk terus menerus selama pemakaian.

2. EMULSIFIABLE CONCENTRATE (EC)
Berbahan aktif yang hanya larut di dalam minyak, agar mudah digunakan, pestisida ditambahkan bahan emulsi (pencampur minyak)oleh produsen, dengan demikian bahan aktif yang hanya larut dalam minyak dapat larut juga di dalam air, membentuk larutan seperti susu saat dicampur dengan air, bersifat stabil saat dicampur air, sehingga tidak perlu diaduk terus menerus selama pemakaian.

3. WATER DISPERSABLE GRANULE (WDG)
Berbentuk butiran halus (micro granules) bebas debu, Formulasi kering yang mudah larut dalam air, bersifat kurang stabil (mudah mengendap), sehingga harus sering diaduk/dikocok secara teratur pada saat pemakaian.

4. GRANULE (G)
Berbentuk butiran padat dengan ukuran seragam, sehingga mudah ditebarkan. Pestisida ini campuran antara bahan aktif dan butiran yang dapat mengikat ion, dibuat dengan cara melapisi bahan aktif dengan polimer seperti kapsul.




5. WETTABLE POWDER (WP)
Pestisida ini berbentuk tepung kering, bersifat tidak stabil jika dicampur air, sehingga harus sering diaduk/dikocok secara teratur pada saat pemakaian. Terbuat dari bahan aktif dengan kemampuan larut yang rendah dan dicampur dengan bahan tambahan lain berbentuk tepung serta direkatkan dengan bantuan bahan perekat.


6. ULTRA LOW VOLUME (ULV)
Pestisida ini berbentuk cair, bahan aktif yang dikandung sangat tinggi, dirancang untuk penyemprotan dengan menggunakan alat khusus (Ultra Low Volume) dan tanpa dilarutkan dengan air lagi.

Demikian arti kode formulasi pestisida yang beredar dipasaran. Sekarang arti dari angka yang tertera pada sebelah kiri kode formula, misal pestisida dengan merk :

a.Furadan 3G
Angka 3 ini, berarti pestisida tersebut mengandung 3% bahan aktif karbofuran dalam formulasi granular (G).

b.Ronstar 250 EC
Angka 250, berarti pada Pestisida herbisida ini terkandung 250 g/l bahan aktif oksadiazon yang diformulasikan ke bentuk Emulsifiable Concentrate (EC).
C. Berdasarkan cara kerjanya, pestisida dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
Pestisida sistemik (Systemic Pesticide)
 Adalah pestisida yang diserap dan dialirkan keseluruh bagian tanaman sehingga akan menjadi racun bagi hama yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya, ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama.
 Contoh : Neem oil.
Pestisida kontak langsung (Contact pesticide) :
 adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila bersentuhan langsung dengan hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis pestisida ini.
2.3 Formulasi Pestisida

Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama. Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai:

1. Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates)
 Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.

 2. Butiran (granulars)
 Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible granule).

 3. Debu (dust)
 Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).

 4. Tepung (powder)
 Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder).

 5. Oli (oil)
 Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen, karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada tanaman kapas.
 6. Fumigansia (fumigant)
 Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar